MAAF MASIH DALAM PENGEMBANGAN
Home » , , » PLII diantara Urgensi dan Keterbatasan

PLII diantara Urgensi dan Keterbatasan

Written By LPM Agrica on Rabu, 20 Juni 2012 | 07.57


Ada yang bisa menebak  tempat yang konon belum  pernah dikunjungi oleh dekan ? Bukan laboratorium yang sedang dibangun maupun kelas-kelas pengap nan berangin sejuk. Melainkan seonggok gudang ilmu yang konon katanya merupakan jantung dari suatu institusi. Tempat yang berlokasi di lantai dua gedung A2.03 bernama Pusat Layanan Informasi Ilmiah (PLII).

Ruang itu cukup pengap, walaupun sudah terpasang dua buah mesin pendingin ruangan dan tiga buah kipas angin yang berjuang keras berputar memberikan kesejukan. Sayangnya, deru mesin tidak cukup memberikan kenyamanan bagi 215 pengunjung yang datang tiap harinya. Ruangan ini beratribut 16 rak yang tersusun terpaksa tegak, tujuh komputer, 9  meja diskusi dengan dikelilingi delapan kursi, dan 40 lubang loker tas.

Seperti laiknya PLII pada umumnya. Ruangan ini selalu dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menggali ilmu lembar demi lembar yang mereka tekuni. Dalam setiap waktu yang berjalan terdengar bunyi-bunyian kertas yang dibuka tiap helainya.

Ditengah keadaan yang serba terbatas ini birokrat belum perhatian, dekan belum pernah berkunjung ke PLII. “Dekan belum pernah berkunjung ke sini, ” ungkap ketua PLII Ir. Loekas Soesanto Ph. D.

Tempat ini awalnya bukan dirancang untuk ruang benda tak bergerak tetapi untuk ruang kuliah. Namun dalam penggunaannya sejak tujuh tahun silam, ruang ini beralih fungsi menjadi gudang ilmu. Saat Prof. Loekas Soesanto Ph. D menjadi ketua PLII pada tahun 2004 silam, dia berinisiatif memindahkan  PLII ke ruang yang lebih besar. “Ruangan ini dulunya adalah ruang kelas HPT (Hama Penyakit Tanaman), dan PLII awalnya bertempat di ruang Laboratorium Manajemen Agribisnis (sekarang),” ungkapnya (18/10).

Idealnya, gedung PLII dirancang untuk dapat menahan benda-benda tidak bergerak. Lantai pertama biasanya untuk kegiatan mahasiswa. Lantai kedua dan ketiga baru digunakan untuk kegiatan PLII seperti penataan buku, tersedianya tempat baca. Konsep PLII seperti ini sudah lama dibicarakan Prof.Loekas Soesanto Ph.D, “Saya mengajukan rancangan ini sudah dua tahun yang lalu,” jelasnya. Yang lebih terpenting lagi, PLII bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung, baik itu dosen maupun mahasiswa.

Berbagai cara

Dalam keadaan apapun, PLII mencoba berusaha swasembada buku. Contohnya saja, 1-2 bulan yang lalu telah ada penggalangan dana peduli PLII yang beredar di dunia maya. Itu hanya salah satu contoh kecil upaya PLII dalam memenuhi kebutuhan buku untuk pemustaka. “PLII ini kan jantungnya perguruan tinggi. Kalau jantungnya saja lemah, maka kualitas lulusan mahasiswanya juga rendah,” tegas dosen yang juga guru besar Unsoed ini.

Cara lain yang marak terjadi, adalah melakukan pungutan terhadap mahasiswa yang akan wisuda. Sumbangan ini bersifat tidak memaksa dan birokrat pun tahu dengan adanya pungutan ini. “Masa mahasiswa tidak mau menyumbang untuk almamaternya?,” jelasnya.

Penarikan dana bebas perpustakaan sebesar  Rp. 70-80 ribu atau dana perpanjangan kartu perpus sebesar Rp. 5.000,- per tahun menjadi salah satu pemasok dana untuk mencukupi kebutuhan buku PLII yang makin beragam tiap tahunnya dan pengunjungnya yang terus meningkat. Walaupun penarikan itu tidak ada SK-nya (surat Keputusan) tetapi tetap saja diberlakukan hingga sekarang. ”Penarikan ini tidak ada SKnya tetapi tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan karena sudah menjadi kebiasaan sejak dari dulu sebelum saya  menjadi ketua PLII,” tutur Loekas.

Alumni turut membantu melalui forum komunikasi alumni unsoed. Dalam kegiatan ini PLII hanya menerima buku, bukan uang. Buku yang disumbangkan pun atas rekomendasi PLII mengingat buku yang akan disumbangkan sulit untuk dicari dan harganya pun mahal. “Pihak fakultas telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp. 10 juta untuk PLII belakangan bulan ini,” ujar Ir. H. Adwi Hery KE. M.P, Pembantu Dekan II Faperta (21/10). Menurut Loekas, fakultas hanya memberi 7,5 juta dan nominal ini dirasa sangat kurang.

usaha swasembada PLII untuk menyediakan sumber referensi bagi pemustaka yang hingga kini dinilai masih kurang, terutama buku ilmu dasar seperti biologi, kimia, fisika dengan berbagai tingkat jilid/cetakan.

Disinggung mengenai pembangunan PLII tahun 2012, PD II menuturkan untuk 2012 akan dibangun gedung PLII yang baru, tetapi dalam pembangunannya tergantung prioritas dari universitas.

Kenyamanan saat berada di PLII pun terusik bukan karena hanya minimnya prasarana yang ada. Tetapi pelayanannya dirasa kurang baik. Pelayanan  adalah jasa yang diberikan oleh PLII, namun tidak membuat mahasiswa merasa puas, tetapi malah merasa tertekan dengan ketegasan yang terasa galak oleh setiap mahasiswa yang berkunjung ke PLII.

Salah satu keluhan terlontar dari mahasiswa  Agrbisinis’10, Deni (27/10). Deni mengeluhkan PLII sudah sangat kurang memadai, sedangkan jumlah mahasiswa semakin bertambah. “Jumlah referensi kurang banyak dan kurang komplit,” ungkapnya. Pernyataan Deni pun diamini oleh mahasiswi yang tidak mau disebutkan namaya. Dia menambahkan “Peringatannya terkesan galak, jadi terasa kurang nyaman,”keluhnya (18/10).

Pernyataan yang serupa pun dilontarkan oleh sebelas mahasiswa yang menyatakan bahwa pelayanan pengelola PLII kepada pengujung kurang begitu ramah, terkadang ada pilih kasih dalam melayani pengunjung. Tito  Agrotek ’10 merasa tidak puas dengan pelayanan PLII. “Pelayanannya kurang memuaskan dan ngeselin,”ungkapnya. Salah satu mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya juga mengungkapkan “Pengelola terkesan acuh dan cuek,” tambahnya (28/10).

Loekas pun menanggapi keluhan itu dengan bijaksana. “Dulu kami melakukan peringatan dengan cara baik tetapi tidak efektif,”. Aturan dipertegas karena pengunjung tidak mendengarkan peringatan itu. Aturan seperti ini ditegakkan bukan untuk menghalangi mahasiswa, tetapi untuk kedisiplinan

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LPM Agrica - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger